Pendel Wesi: Merajut Pendidikan, Lingkungan, dan Pariwisata Tematik dalam Satu Langkah
Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik — Camat Ujungpangkah, Shofwan Hadi, meluncurkan terobosan inovatif bertajuk Pendel Wesi (Pendekatan Pendidikan–Lingkungan–Wisata) sebagai komitmen membangun kecamatan melalui empat fokus terpadu: pendidikan, pelestarian lingkungan, wisata tematik, dan sinergi lintas sektor
Landasan & Konteks
Sebagai bagian dari dukungan terhadap program Nawa Karsa dan aspirasi mewujudkan Ujungpangkah Melangkah Sejahtera 2025, inovasi ini menyasar penguatan kerjasama lintas instansi desa-kecamatan maupun stakeholder lainnya melalui forum Rencana Aksi & Konsolidasi (REANK) di Pendapa Kecamatan
Pilar Pendel Wesi dalam Praktik
-
Pendidikan Berkelanjutan
Program kunjungan rutin setiap Senin ke sekolah, bertujuan mendorong kualitas belajar siswa serta memperkuat ikatan antara dunia pendidikan dan pemerintah kecamatan -
Lingkungan Bersih dan Siaga Bencana
Fokus pendukung pada kebersihan lingkungan lokal dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana di wilayah pesisir. -
Wisata Tematik Edukatif
Pengembangan estafet wisata di 13 desa sebagai destinasi edukasi unggulan yang mendekatkan warga dan pengunjung pada kekayaan alam dan budaya setempat -
Kolaborasi Penta-helix
Penguatan jaringan antar sektor pemerintahan, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media—menjadi kunci integrasi dan keberlanjutan pembangunan.
Nilai Strategis & Dampak
-
Kolaborasi sebagai Modal Utama
Pendekatan REANK memastikan bahwa berbagai sektor saling terlibat aktif dalam merancang dan mengeksekusi strategi pembangunan. -
Melipatgandakan Manfaat Lokal
Menggabungkan pendidikan, lingkungan, dan wisata menciptakan sinergi yang memperkaya daya tarik dan daya guna inovasi. -
Pemberdayaan Holistik
Mendorong peran serta warga semua kalangan—terutama siswa dan komunitas lokal—dalam pembangunan berkelanjutan.
Kesimpulan & Relevansi bagi FORCASI
Inovasi Pendel Wesi adalah contoh strategis bagaimana Camat berperan sebagai fasilitator pembangunan holistik: pemerintah sebagai penggerak, warga sebagai pelaksana, dan budaya lokal sebagai modal utama.
FORCASI mengajak para Camat seluruh Indonesia untuk mempelajari model ini, menyesuaikannya dengan karakter daerah masing-masing, dan saling berbagi pengalaman dalam forum rutin FORCASI, agar inovasi bermakna seperti ini dapat berkembang di seluruh tanah air.