“NDIKAR”: Menghidupkan Seni Bela Diri Tradisional melalui Pelatihan Generasi Muda di Kecamatan Barusjahe
Barusjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara — Menyadari semakin berkurangnya ketertarikan generasi muda terhadap warisan budaya daerah, Kecamatan Barusjahe meluncurkan inovasi bernama NDIKAR pada tahun 2024. Nama NDIKAR berasal dari seni bela diri tradisional Karo — Ndikar — sebuah perpaduan seni tari dan bela diri khas masyarakat Karo .
Latar Belakang
Seni Ndikar mengalami penurunan minat, terutama di kalangan pelajar dan generasi muda. Mereka lebih memilih cabang bela diri modern seperti pencak silat, karate, atau wushu. Hal ini menjadi panggilan bagi pihak kecamatan untuk melakukan intervensi agar budaya lokal ini tidak hilang .
Tujuan dan Konsep
Program NDIKAR bertujuan:
- Menghidupkan kembali minat generasi muda terhadap budaya tradisional Karo.
- Memfasilitasi pembinaan skill serta bakat anak-anak melalui kegiatan rutin.
- Menyediakan alternatif kegiatan positif untuk mencegah kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba .
Model Pelaksanaan
Pelatih Ndikar yang berpengalaman didatangkan untuk memimpin sesi pelatihan rutin. Orang tua dan tokoh masyarakat dilibatkan untuk memberikan dukungan moral dan memastikan keberlanjutan program.
Manfaat untuk Masyarakat
- Pelestarian budaya: membentuk generasi yang paham dan mencintai budaya lokal Ndikar.
- Pencegahan kenakalan: kegiatan terstruktur mengalihkan energi remaja ke hal positif.
- Pembangunan karakter: disiplin dan budaya gotong royong tumbuh melalui aktivitas bersama .
Dampak dan Replikasi
NDIKAR tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkuat sinergi antar warga dan pemerintahan kecamatan. Program ini dapat direplikasi kecamatan lain dengan menyesuaikan seni budaya lokal masing-masing daerah .
Relevansi dengan Misi FORCASI
Inovasi NDIKAR mencerminkan filosofi pelayanan publik FORCASI: inklusif, berbasis kearifan lokal, mendorong partisipasi masyarakat, dan menghasilkan perubahan nyata. Pelayanan publik bukan sekadar administratif, tetapi juga memaknai peran sosial dan budaya dalam kehidupan komunitas.
FORCASI mengundang seluruh camat untuk melihat lebih dalam:
- Apakah kecamatan Anda memiliki warisan budaya yang dapat dijadikan basis inovasi?
- Bagaimana model integrasi budaya dan pelayanan publik bisa memperkuat harmoni sosial di wilayah Anda?
Mari tunjukkan kepedulian melalui inovasi lokal yang berdampak!
🔗Jika kecamatan Anda memiliki program serupa yang ingin dipublikasikan, kirimkan data dan link sumbernya — tim FORCASI siap membantu mengolahnya menjadi artikel inspiratif.